Namaku Adi aku tinggal di sebuah rumah yang usang
karena tak ada biaya untuk memeperbaiki rumahku yang sudah lapuk karena akau
hidup dikeluarga petani miskin usiaku 10
tahun aku bersekolah di SD Bela Nusa 2
nah ini temen ku namanya Andi dia sahabat ku ,
kalo yang ini namanya Susi dia adalah
gadis desa di kampungku karena kecantikannya yang memikat siapapun yang
melihatnya akupun terpesona melihat rupa wajahnya seperti bidadari tak bersayap
yang turun dari langit . nah kalo ini namanya Bimo dia anak paling jail ,iseng
,dan sok ganteng walaupun dia anak orang
kaya dia mau berteman sama saya anak
petani yang sudah tua.
Bel sekolah berbunyi tanda
pembelajaran telah berakhir para siswa
diperkenankan pulang ,seusai pulanng aku,Andi,Bimo berencana untuk bermain air
di sungai yang jernih di dekat Hutan aku
dan Andi sudah menunngu cukup lama tapi si bimo tak kunjung datang,. nah, si
Bimo sudah datang akhirnya kami bisa ke
sungai sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan pegunugan dan dusun kami
yang terlihat dari ketinggian karena kami telah lelah berjalan kami pustuskan
istirahat di bawah pohon mangga dan kami berbincang –bincang setelah kami duduk- duduk kami memutuskan
untuk melanjutkan perjalanan ke sungai .
Sungai sudah didepan mata
kami membuka baju kami dan menaruh tas kami di bawah pohon beringin sekitar
sungai , byur, byur , byur segar sekali airnya,. Byur,byur,byur,byur aku
mencoba loncat dari tebing . 1,2,3
loncat byur . aku mengajak Andi
dan Bimo untuk lomba berenang aku bilang:”1,2,3, mulai” Andi dan Bimo curang
dia mendahuluiku dia sudah di depn akhirnya aku menambah kecepatanku aku
menggerakan tangan dan kaki begitu kencamg hingga aku mendahului mereka
dan,,,,,,,, aku menang aku berteriak: “ Aku menang,aku menang “ , keran kecewa
Andi dan Bimo mengerjaiku mereka membawa tasku dan mereka bersembunyi ,lalu aku
menyadari bahwa aku di kerjai oleh mereka aku mencari mereka .
Aku
mencari merek hingga ke Hutan dekat sungai , kata masyarakat di sini hutan di
sini angker aku gak peduli kata masyarakat
aku tetap mencari mereka , “ Andi,Bimo
dimana kau ,, Andi bimo dimana kau” kataku. Aku terus mencarinya sampai
ditengah hutan sampai akhirnya aku tersesat , hari sudah gelap membuat aku
semakin takut , dan tiba-tiba aku melihat sebuah bayangan yang ku kira dia Andi
dan Bimo dan aku mengikuti bayangan itu
tapi perlahan-lahan beyangan tersebut menghilang ketika aku menemukan sebuah
rumah seperti rumah joglo yang tak berpenghuni aku melihat sesosok bayangan yang mengerikan
diantara kabut karena aku takut aku segera lari tak tau arah hanya lari sampai aku menemukan
jalan keluar dan segera ke desa Sesampai di desa aku bertemu dengan Andi dan
Bimo yang tertawa karena berhasil
mengerjainya tadi , karena kesal aku sudah menyiapkan jebakan spesial untuk
mereka biar mereka tau rasa , hahaha.
Keesokan harinyab seusai pulang sekolah aku mengajak Andi dan Bimo ke
hutan tiba-tia si Susi ingin ikut kami
ke hutan awalnya aku melarangnya tapi akhirnya aku mengijinkannya dengan rasa
khawatir kalo si Susi ikut terjebak tapi aku gak boleh ngegagalin rencana ku
ini , akhirnya kami (aku,Andi,Bimo, Susi) sampai di hutan dan aku mengajak mereka ke
tengah hutan lalu aku meninggalkannya ,karena aku sudah hafal jalanya maka aku
mudah mencari jalan untuk kembali ke desa dengan cepat aku berlari turun dari
hutan ke desa , sesampai didesa aku bertemu dengan Andi aku terkejut lalu aku berkata kepada Andi :”
Andi bukannya kamu bersama aku tadi ?”, lalu Andi menjawab:” aku tadi bersama
ayahku ke kebun seusai pulang sekolah” lalu aku bertanya lagi:” berarti yang
tadi bersama aku,Bimo ,dan Susi di hutan tadi siapa ya?” Andi menjawab:” tidak
tahu”.
Hari
sudah mulai gelap jam menunjukan jam 17.15 tapi si Bimo dan Susi tak kunjung kembali ke
desa akhirnya aku mencari mereka ke hutan karena aku kahwatir terjadi hal yang
tidak-tidak dengan membawa rasa takut ku aku memutuskan untuk ke
hutan yang mengerikan itu aku mencari
mereka tapi tidak kutemukan “Susi, Bimo kamu dimana?” kataku, aku mencari ke
rumah yang kemarin aku temui ditengah hutan tapi tidak ada akhirnya aku
memutuskan pulang dalam perjalanan
pulang aku melihat mereka berjalan dengan penuh rasa kesal aku berlari
menghampirinya sambil meminta maaf kepada Bimo dan Susi tapi malahan mereka
tidak menghiraukan aku mereka tetap melanjutak perjalanan ke desa.
Keesokan harinya ketika disekolah aku
menemui Bimo di kantin aku menyapanya:” hai, Bimo!!!” kataku, tapi Bimo tidak
peduli aku dianggap angin lalu olehnya aku dianggap bukan apa –apa lagi bukan
teman lagi , ketika aku sedang membawa semanguk bakso panas yang kubeli
tadi aku menabrak tubuh Bimo dengan muka yang kesal, Bimo berkata kepada
ku:” kau ini kenapa? Kau telah membuatku kesal dan mulai hari ini anggsplah aku
bukan temanmu lagi!!!!” L aku berkata :” maafkan
aku ,maafakan aku aku tidak mengnginkan hal itu sekali lagi maafkan aku “ lalu
Bimo meninggalkan aku ia segera ke kelas
Setelah kejadian itu aku kembali kekelas dan berkata kepada Andi:” Andi tolonglah bilangin ke Bimo aku sudah
mengaku kalau aku salah suruh dia maafkan aku “
Andi berkata:”ok , akan ku bantu
sebisa ku” dengan rasa kecewa aku
kembali ke tempat duduknya ketika aku sudah sampai di tempat dudukku Bimo masuk
kekelas lalu aku menghampiri Bimo “Bimo sekali lagi maafkan aku Bim! Please (tolonglah) apapun akaun ku
lakukan!” kataku dengan rasa penuh terpaksa Bimo akhirnya memaafkanku “ ya , aku memaafkan
lagi pula aku kan juga temanmu. Dan pertemanan kami terjalin kembali
Jam 13.45 Bel sekolah sudah
berbunyi tanda jam pembelajaran sudah selesai
para siswa diperkenankan pulang aku segera memanggil Bimo,Andi,dan Susi
“ hei guys kalian mau tidak
berjalan-jalan ke hutan mumpung hari
sedang cerah banget nih!?” Bimo menjawab :” gak mau ah nanti kamu kerjain kita
“ aku menjawab” ayolah guys
percayalah aku tidak akan meninggalkan kalian aku sudah kapok” lalu Susi
menjawab “ok lah tapi kamu janji jangan tinggalin kita” “ tentu”
Setelah kami berdiskusi kami
memutuskan untuk kehutan di tengah jalan
ksmi membeli es legen untuk menghilangkan rasa haus kami “berapa bang?” kataku,
“Rp 1.500,00” kata abangnya “nih bang uangnya “kataku sambil memberikan uang Rp
2.000,- “nih kembaliannya dekRp 500,-, terima kasih dek””sama-sama bang” kataku
sambil melanjutkan perjalanan.
Setelah kami melalui jalan yang
cukup panjang yaitu 30 menit sampailah kami di hutan dekat desa kami
berjalan-jalan di hutan yang sangat sejuk dan asri kami juga berolahraga ringan
seperti senam dan berlarian ketika kami sudah kecapekaan kami berteduh dan
meminum air dari mata air yang sangat segar sambil menikmati kicauan burung yang sangat
merdu.
Hari sudah sore jam sudah
menunjukan pukul17.03 kami ingin pulang
tapi kami tersesat , kami kebingungan apa lagi disisni hutannya sangat luas
apalagi hari sudah mulai gelap kami melanjutkan berjalan mencari arah jalan
pulang , dari jauh kelihatan sebuah orang membawa tongkat dan ember yang berisi
clurit sedikit bungkuk yang menyeramkan apalagi hutannya sudah
berkabut kami pun lari yang cukup kencang sampa-sampai Susi tersandung sebuah
akar pohon beringin yang menonjol keluar dari tanah sehingga iaterjatuh dan sesosok itu mendekati
kami, dengan rasa perih yang teramat
Susi dan kami melanjutkan perjalanan .
Hari sudah sangat kelam kabut
menemani perjalanan kami mencari jalan keluar waktu sudah menunjukan pukul17.39
tapi kami masih belum menemukan jalan keluar , malah sesosok itu mengikuti kami
kami berlari sekencang-kencangnya hingga menemukan sebuah rumah joglo tua yang
aku temukan beberapa hari yang lalu , kami memutuskan memasuki rumah itu ,
sesosok itu memasuki rumah itu dan kami terkejut sebagian dari kami berteriak
“argh!!!!!!” lalu sesosok itu menekan saklar lampu dan betapa terkejutnya kami bahwa sesosok itu adalah seorang kakek-kakek tua
yang pulang dari sawah sambil membawa tongkat dan ember.
Lalu kami bertanya-tanya
bersama kakek itu , katanya ia hidup sendirian karena istrinya telah meninggal
setelah melahirkan anak nya puluhan tahun yang lalu ,anaknya meninggalkan dia
untuk merantau setelah itu taka da kabar darinya , kakek ini sebenarnya punya
rumah yang lebih layak didesa tapi warga desa mengusir mereka dan merampok
semua hartanya dan membakar rumahnya sehingga ia memutuskan hidup di hutan
kakek ini seorang batang kara untungya masih ada warga yang iba hingga
memberinya pekerjaan di sawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar